Sistem kerja 996 mengacu pada pola kerja yang populer di beberapa perusahaan sektor teknologi Tiongkok. Sistem ini muncul dan meraih popularitasnya di era kebangkitan raksasa digital seperti Alibaba dan Huawei. Istilah “996” merujuk pada waktu kerja karyawan, yakni bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, 6 hari dalam seminggu. Dengan demikian, total waktu kerja bisa mencapai sekitar 72 jam per minggu, jauh melebihi standar ketenagakerjaan di banyak negara.
Sistem ini lahir dari budaya kerja yang menekankan efisiensi, loyalitas, dan dedikasi penuh terhadap perusahaan. Banyak pendiri startup dan eksekutif Tiongkok percaya bahwa kerja keras ekstrem adalah kunci untuk mempercepat inovasi dan memenangkan persaingan pasar. Jack Ma, pendiri Alibaba, bahkan menyebut bahwa sistem 996 adalah berkah bagi mereka yang ingin sukses di dunia bisnis kompetitif. Namun, seiring waktu sistem ini juga menuai kontroversi dan kritik luas, baik dari pekerja maupun pemerhati hak buruh. Apalagi di era kerja modern yang semakin menekankan pentingnya work-life balance dalam kehidupan pekerja.
Latar Belakang Sistem 996
Fenomena 996 berakar dari budaya kerja Asia Timur yang menekankan etos kerja tinggi dan kolektivitas. Setelah pertumbuhan ekonomi pesat Tiongkok di awal 2000-an, banyak perusahaan teknologi berupaya mengejar ketertinggalan dari raksasa global seperti Google atau Apple. Untuk mendukung upaya tersebut, jam kerja panjang dianggap sebagai bentuk pengorbanan demi kemajuan perusahaan dan pribadi.
Persaingan kerja yang ketat di sektor teknologi turut memperkuat pola ini. Banyak karyawan muda rela bekerja lebih lama demi mendapatkan pengalaman, promosi cepat, atau bonus besar. Dalam ekosistem startup, bekerja dengan ritme cepat dan intens sering kali dianggap sebagai harga yang harus dibayar untuk sukses.
Keunggulan Sistem Kerja 996
Sistem kerja yang panjang awalnya memang membawa banyak manfaat, seperti:
- Produktivitas dan Kecepatan Eksekusi Tinggi
Dengan jam kerja yang panjang, perusahaan mampu menyelesaikan proyek lebih cepat. Hal ini sangat krusial di sektor teknologi yang kompetitif, di mana waktu peluncuran produk bisa menentukan keberhasilan bisnis.
- Budaya Kerja yang Kompak dan Disiplin
Sistem ini menciptakan solidaritas di antara karyawan karena semua terlibat dalam ritme kerja yang sama. Bagi perusahaan startup, semangat kebersamaan ini sering kali menjadi bahan bakar utama untuk bertahan di tahap awal.
- Peluang Belajar dan Pengembangan Diri
Bagi sebagian individu ambisius, bekerja dalam sistem 996 memberikan pengalaman berharga dan peningkatan kemampuan yang pesat. Dengan jam kerja intensif, mereka sering terlibat dalam berbagai proyek kompleks yang memperkaya keterampilan profesional.
- Citra Dedikasi terhadap Perusahaan
Di beberapa perusahaan Tiongkok, bekerja lama dipandang sebagai simbol loyalitas dan etos kerja tinggi. Karyawan yang bersedia menjalani pola 996 sering kali mendapatkan kepercayaan lebih dari atasan dan peluang karier yang lebih besar.
Kelemahan Sistem Kerja 996
Meski membawa banyak keuntungan bagi perusahaan, sistem ini juga menuai kecaman karena berbagai risiko yang ditimbulkannya, seperti:
- Kelelahan dan Gangguan Kesehatan
Jam kerja yang panjang tanpa istirahat cukup dapat menyebabkan stres kronis, insomnia, burnout, hingga masalah jantung. Beberapa kasus kematian mendadak di kalangan pekerja teknologi Tiongkok sempat menimbulkan perdebatan publik tentang bahaya pola kerja ekstrem ini.
- Kehidupan Pribadi yang Terabaikan
Karyawan dalam sistem 996 hampir tidak memiliki waktu untuk keluarga, hobi, atau kehidupan sosial. Dalam jangka panjang, kondisi ini menimbulkan ketidakseimbangan hidup yang berdampak pada kesejahteraan mental.
- Penurunan Produktivitas Jangka Panjang
Meskipun pada awalnya terlihat efisien, bekerja berlebihan justru dapat menurunkan fokus, kreativitas, dan kualitas hasil kerja. Banyak penelitian menunjukkan bahwa produktivitas manusia menurun drastis setelah 50 jam kerja per minggu. Di samping itu, kelelahan fisik dan mental yang ekstrem pun dapat menurunkan produktivitas kerja.
- Masalah Hukum dan Etika Ketenagakerjaan
Sistem 996 sebenarnya melanggar hukum ketenagakerjaan di Tiongkok, yang menetapkan jam kerja maksimum 44 jam per minggu. Namun, banyak perusahaan mengabaikannya dengan alasan komitmen sukarela dari karyawan, yang sering kali tidak benar-benar bebas menentukan pilihan.
Jadi, sistem kerja 996 mencerminkan paradoks modern antara ambisi dan kesejahteraan. Di satu sisi, ia menjadi simbol semangat kerja keras dan daya saing tinggi yang mendorong kemajuan industri teknologi Tiongkok. Namun di sisi lain, sistem ini menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan, keseimbangan hidup, dan hak-hak pekerja.
Dalam konteks global yang kini semakin menekankan work-life balance dan kesejahteraan mental, banyak pihak menilai bahwa model 996 tidak berkelanjutan untuk jangka panjang. Tantangan ke depan bagi dunia kerja adalah menemukan titik keseimbangan antara produktivitas tinggi dan kehidupan manusiawi yang sehat. Ini agar kemajuan ekonomi maupun teknologi tidak harus dibayar dengan kelelahan manusia.
Daripada memaksa karyawan untuk bekerja siang dan malam, perusahaan dapat fokus pada memberikan pengalaman karyawan yang lebih positif. Salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi HRIS seperti Gaji.id untuk membantu karyawan mengelola administrasi HR-nya secara mandiri. Dengan Gaji.id, berbagai proses administratif karyawan dapat diotomatisasi, sehingga menjadi jauh lebih mudah, nyaman, dan cepat. Proses-proses yang dulunya rumit dan memakan waktu, seperti penggajian, atau penghitungan lembur, kini dapat dilakukan dengan cepat, langsung dari aplikasi. Ingin tahu lebih lanjut tentang aplikasi Gaji.id? Hubungi kami atau jadwalkan demo untuk informasi selengkapnya.




