Pernahkah Anda mengalami burnout di tempat kerja? Berdasarkan survey yang dilakukan oleh CNN Indonesia, sebanyak 77,3 persen pekerja di Indonesia pernah mengalami burnout. Burnout atau kelelahan emosional dan fisik di tempat kerja telah menjadi masalah yang semakin serius dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini dapat terjadi pada pekerja di berbagai bidang industri, mulai dari perusahaan teknologi hingga sektor kesehatan. Burnout seringkali berdampak negatif pada produktivitas dan kesehatan mental individu. Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, dan cara efektif untuk mengatasi burnout di tempat kerja. Dengan harapan, lewat bahasan dalam artikel ini, Anda dapat mencegah atau mengatasi burnout dengan lebih baik.
Apa Itu Burnout?
Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres berkepanjangan dan tekanan berlebihan di tempat kerja. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan burnout sebagai fenomena pekerjaan yang ditandai dengan tiga elemen utama: perasaan kelelahan, merasa terasing dari pekerjaan, dan performa kerja yang buruk. Burnout pada akhirnya mempengaruhi kesehatan mental seseorang dan berdampak negatif pada produktivitas kerja dan hubungan sosial.
Baca Juga: Pentingnya Mental Health Awareness di Tempat Kerja
Penyebab Burnout di Tempat Kerja
- Tuntutan Pekerjaan yang Tinggi
Tuntutan pekerjaan yang tinggi sering kali menjadi penyebab utama burnout. Karyawan yang dihadapkan pada target yang terlalu ambisius atau volume pekerjaan yang terlalu besar bisa merasa kewalahan. Hal ini sering terjadi pada perusahaan yang menekankan hasil cepat atau deadline ketat
- Kurangnya Dukungan dari Atasan dan Rekan Kerja
Hubungan yang buruk atau kurangnya dukungan dari atasan dan rekan kerja bisa meningkatkan risiko burnout. Ketika karyawan merasa tidak didukung atau merasa sendirian dalam menghadapi beban pekerjaan, tingkat stres meningkat, dan mereka cenderung mengalami kelelahan emosional.
- Kurang Jelasnya Peran dan Tanggung Jawab
Ketidakjelasan peran dan tanggung jawab juga bisa menyebabkan burnout. Karyawan yang tidak memahami dengan baik ekspektasi perusahaan terhadap mereka dapat mengalami kecemasan yang berujung pada burnout.
Baca Juga: Work Life Balance, Keseimbangan antara Karier dan Kehidupan Pribadi
- Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi yang Terganggu
Banyak karyawan yang kesulitan menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi mereka, terutama jika mereka harus mengorbankan waktu keluarga untuk menyelesaikan pekerjaan. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan kelelahan dan perasaan tidak bahagia, yang menjadi pemicu utama burnout.
- Lingkungan Kerja yang Tidak Kondusif
Lingkungan yang penuh tekanan, seperti tempat kerja yang sarat konflik, kurangnya fleksibilitas, dan minimnya apresiasi, juga dapat menyebabkan burnout. Situasi ini membuat pekerja merasa tidak dihargai dan cenderung mengalami kejenuhan dan kelelahan.
Gejala Burnout di Tempat Kerja
Burnout bisa dikenali melalui berbagai gejala, baik fisik maupun mental, seperti:
- Rasa lelah yang tak kunjung hilang meski sudah beristirahat, serta menurunnya energi fisik dan mental.
- Karyawan mulai merasa negatif terhadap pekerjaannya, merasakan kehilangan kepuasan atau mulai tidak peduli terhadap hasil kerja mereka.
- Efektivitas kerja menurun karena kesulitan dalam berkonsentrasi dan melakukan tugas secara optimal.
- Sulit tidur atau mengalami gangguan tidur lain seperti insomnia yang berkelanjutan.
- Burnout juga mempengaruhi kesehatan fisik dengan memicu sakit kepala, gangguan pencernaan, dan gangguan kesehatan lainnya.
Cara Mengatasi Burnout
Ada beberapa cara yang terbukti dapat membantu mengatasi burnout di tempat kerja, antara lain:
- Mengatur Prioritas dan Batasan
Mengelola beban kerja adalah langkah pertama yang penting untuk dilakukan. Membuat daftar prioritas tugas harian dan menetapkan batasan yang jelas dapat membantu mencegah rasa kewalahan.
- Berbicara dengan Atasan atau Manajemen
Jika beban pekerjaan terlalu berat atau situasi kerja tidak kondusif, berbicaralah dengan atasan atau manajemen. Melaporkan kondisi burnout bisa memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengevaluasi beban kerja karyawan dan memberikan solusi yang efektif.
- Menjaga Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi
Menciptakan batas waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat mencegah burnout. Melakukan aktivitas yang disukai, seperti olahraga, meditasi, atau menghabiskan waktu bersama keluarga, bisa membantu mengurangi stres dan menyeimbangkan hidup.
- Mengembangkan Kebiasaan Self-Care
Self-care, seperti meditasi, olahraga, dan menjaga pola makan sehat, dapat membantu meredakan stres. Sebisa mungkin hindari situasi yang penuh tekanan dan lakukan kegiatan yang menyenangkan di luar pekerjaan.
Baca Juga: Indikator Work Life Balance dan Tips Mencapainya
- Mempertimbangkan Bantuan Profesional
Dalam kasus burnout yang parah, konsultasi dengan psikolog atau konselor bisa menjadi solusi yang tepat. Mereka dapat membantu Anda mengidentifikasi sumber stres dan memberikan strategi coping yang efektif.
Dapat disimpulkan bahwa Burnout adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, fisik, dan produktivitas pekerja. Oleh karenanya, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan mental serta menyediakan akses ke layanan kesehatan mental bisa mengurangi angka burnout.
Burnout juga dapat terjadi pada tim HR karena banyaknya tuntutan pekerjaan mereka. Namun kini telah hadir aplikasi Gaji.id, aplikasi HRIS terkemuka yang dapat mengotomatisasi berbagai proses administratif dalam departemen HR. Hal-hal seperti penggajian, penghitungan absen, pemotongan pajak penghasilan, dapat dilakukan dengan cepat dan otomatis. Dengan aplikasi Gaji.id, burnout di departemen HR dapat diminimalisasi. Ingin tahu tentang aplikasi Gaji.id? Hubungi kami atau jadwalkan demo untuk informasi selengkapnya.