Saat ini, banyak perusahaan telah menaruh perhatian khusus pada kebahagiaan dan kesejahteraan karyawan. Bagaimana tidak, kebahagiaan karyawan ternyata sangat mempengaruhi produktivitas mereka, dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan bisnis perusahaan. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard Business Review, kebahagiaan karyawan terbukti meningkatkan penjualan sebesar 37% dan profitabilitas hingga 21%. Oleh karena itulah, berbagai perusahaan mulai merancang well-being programs di tempat kerja mereka.
Namun apa bedanya well-being programs dengan Employee Assistance Program (EAP)? Keduanya memang program yang bertujuan untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan karyawan, tetapi kedua konsep tersebut memiliki pendekatan yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan mengupas beberapa perbedaan utama antara kedua program tersebut.
Tujuan Utama Program
Well-being Programs dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, mental, dan emosional karyawan secara keseluruhan. Fokusnya lebih luas dan mencakup aspek-aspek kesehatan yang lebih umum, seperti kebugaran fisik, pengembangan keterampilan pribadi, dan gaya hidup sehat. Program ini bertujuan agar karyawan bisa bekerja lebih produktif dan merasa puas dengan kehidupan kerja mereka.
Baca Juga: Employee Experience, Konsep dan Implementasinya di Dunia Kerja
Sedangkan EAP dirancang lebih spesifik untuk membantu karyawan mengatasi masalah pribadi atau pekerjaan yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan mental mereka. EAP biasanya mencakup konseling profesional, dukungan psikologis, bantuan manajemen krisis, serta layanan terkait masalah hukum, keuangan, atau keluarga. EAP difokuskan untuk membantu karyawan menangani masalah tertentu yang mengganggu kesejahteraan mereka secara langsung.
Ruang Lingkup Layanan
Well-being programs di tempat kerja biasanya melibatkan berbagai aktivitas seperti:
- Program olahraga (gym, yoga, aerobik, dan lain-lain).
- Pelatihan dan seminar tentang manajemen stres dan keseimbangan hidup.
- Nutrisi dan konsultasi diet.
- Workshop untuk pengembangan keterampilan, seperti teknik relaksasi atau mindfulness.
- Fasilitas kesehatan umum, seperti penyediaan buah-buahan sehat di kantor atau fasilitas rekreasi.
Baca Juga: Work Life Balance, Keseimbangan antara Karier dan Kehidupan Pribadi
Sementara layanan EAP biasanya lebih berbasis pada konseling dan dukungan psikologis, termasuk:
- Konseling secara anonim dan rahasia terkait masalah pribadi atau pekerjaan.
- Dukungan bagi masalah spesifik, seperti penyalahgunaan substansi, depresi, masalah keuangan, atau masalah keluarga.
- Bantuan dalam menangani situasi krisis, misalnya kehilangan anggota keluarga atau dampak dari bencana alam.
- Bantuan terkait hukum dan keuangan (biasanya dalam bentuk konsultasi awal).
Metode Implementasi
Well-being programs biasanya terintegrasi dalam budaya perusahaan secara menyeluruh dan lebih bersifat preventif. Perusahaan seringkali bekerja sama dengan vendor penyedia layanan kesehatan, pusat kebugaran, atau praktisi kesehatan untuk menyediakan program-program well-being. Program ini dapat disediakan di dalam atau di luar kantor sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan untuk EAP, perusahaan dapat bekerja sama dengan penyedia layanan EAP atau konselor berlisensi. Layanan ini sering kali diakses oleh karyawan secara anonim dan rahasia, melalui hotline, konseling telepon, atau janji temu dengan konselor. Akses terhadap EAP sering dilakukan di luar jam kerja untuk memberikan fleksibilitas pada karyawan.
Pendekatan Preventif dan Responsif
Well-being programs berfokus pada pendekatan preventif untuk mencegah masalah kesehatan fisik atau mental di masa depan. Misalnya, program kesehatan yang mendorong pola makan sehat dan olahraga dapat membantu mengurangi risiko kesehatan jangka panjang.
Sementara EAP lebih bersifat responsif. Hal ini berarti EAP menangani masalah yang memerlukan perhatian segera, seperti manajemen stres akut atau masalah pribadi yang kompleks.
Aksesibilitas dan Anonimitas
Biasanya program well-being bersifat lebih terbuka dan tidak rahasia. Karyawan dapat berpartisipasi secara terbuka dalam kegiatan dan acara yang diselenggarakan.
Sedangkan dalam EAP, anonimitas adalah salah satu aspek terpenting. Layanan ini dirancang agar karyawan merasa aman untuk mencari bantuan tanpa takut akan adanya stigma negatif dari lingkungan kerja.
Baca Juga: Indikator Work Life Balance dan Tips Mencapainya
Fokus Hasil Program
Well-being Programs fokus pada kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup karyawan. Tujuan akhirnya adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan jangka panjang, baik fisik maupun mental.
EAP fokus pada penanganan dan solusi dari masalah spesifik yang dapat mengganggu kinerja atau kesejahteraan karyawan secara langsung. Hasil yang diharapkan adalah karyawan dapat kembali bekerja dengan kondisi mental dan emosional yang lebih baik setelah menerima bantuan.
Secara keseluruhan, well-being programs di tempat kerja lebih berfokus pada pendekatan preventif untuk mendukung kesejahteraan holistik. Sementara EAP lebih fokus pada dukungan langsung dan solusi untuk masalah spesifik yang dihadapi karyawan. Keduanya saling melengkapi dan penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Jadi, apakah program well-being atau EAP yang sebaiknya diadakan oleh perusahaan? Secara ideal, keduanya harus tersedia untuk memberikan dukungan terbaik bagi karyawan. Namun perusahaan dapat mengatur besarnya skala EAP dan well-being programs di tempat kerja sesuai dengan budget yang ada.
Ingin mengadakan Employee Assistance Program atau well-being programs di tempat kerja Anda? Gaji.id dapat membantu Anda. Berdiskusilah dengan tim kami untuk memperoleh solusi terbaik mengenai program-program well-being dan EAP yang tepat bagi karyawan Anda. Hubungi kami atau jadwalkan demo untuk informasi lebih lanjut.