skip to content

Indikator Work-Life Balance dan Tips Mencapainya

Work-life balance adalah kondisi ketika seseorang mampu mengelola tanggung jawab profesional dan personal secara seimbang sehingga keduanya tidak saling mengganggu. Keseimbangan yang dimaksud di sini bukan pembagian waktu yang sama persis antara keduanya. Namun bagaimana mengelola tanggung jawab di kedua aspek tersebut sehingga tidak mengorbankan salah satunya. Lalu, bagaimana cara mengukur apakah kehidupan seseorang telah mencapai keseimbangan tersebut? Ada beberapa indikator work-life balance yang dapat digunakan sebagai patokan, dan kita akan membahasnya secara menyeluruh dalam artikel ini.

Indikator-Indikator Work-Life Balance

  1. Jam Kerja yang Wajar

Jam kerja yang berlebihan menjadi indikator ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bekerja terlalu lama tanpa waktu istirahat yang cukup dapat menyebabkan kelelahan, stres, dan produktivitas yang menurun. Idealnya, jam kerja harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti misalnya 40 jam per minggu. Jam kerja fleksibel atau remote work juga dapat memberikan ruang bagi individu untuk menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Baca Juga: Work Life Balance, Keseimbangan antara Karier dan Kehidupan Pribadi

  1. Waktu Berkualitas dengan Keluarga dan Teman

Salah satu indikator penting dari work-life balance adalah kemampuan seseorang untuk meluangkan waktu berkualitas dengan orang-orang terdekat. Hal ini bisa berupa waktu untuk makan malam bersama keluarga, jalan-jalan, atau sekadar berbincang dengan teman. Ketika pekerjaan menyita terlalu banyak waktu, seseorang mungkin akan sulit menjalin hubungan sosial yang sehat. 

  1. Kesehatan Fisik dan Mental yang Stabil

Work-life balance yang buruk dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Seseorang yang mengalami ketidakseimbangan kerja dan hidup dalam hidupnya akan menunjukkan tanda-tanda seperti kelelahan, stres berlebihan, depresi, atau masalah tidur. 

  1. Produktivitas Kerja yang Konsisten

Produktivitas yang tinggi bukan berarti harus mengorbankan waktu pribadi. Kemampuan mengelola waktu kerja dengan baik membuat seseorang tetap produktif di pekerjaan, serta memiliki kehidupan pribadi yang sehat.

Baca Juga: Performance Management, Pengertian, Implementasi, dan Manfaatnya

  1. Kemampuan untuk Beristirahat dan Rekreasi 

Kemampuan untuk mengambil waktu istirahat yang cukup adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi work-life balance. Waktu untuk hobi, rekreasi, atau sekadar beristirahat dari rutinitas kerja menjadi aspek penting dalam menjaga keseimbangan hidup.

Tips untuk Mencapai Work-Life Balance

Mencapai work-life balance adalah tantangan tersendiri, terutama di tengah tekanan pekerjaan dan tuntutan kehidupan modern. Namun, ada beberapa langkah yang bisa diambil demi memperbaiki dan mempertahankan keseimbangan ini, antara lain:

  1. Prioritaskan Tugas dengan Bijak

Salah satu cara utama untuk mencapai work-life balance adalah dengan menetapkan prioritas. Buatlah daftar tugas harian yang mencakup prioritas tinggi ke rendah. Fokuskan energi pada tugas-tugas terpenting dan kurangi multitasking yang justru bisa mengurangi produktivitas. Dengan memprioritaskan tugas, seseorang bisa menghindari perasaan kewalahan karena pekerjaan.

  1. Tetapkan Batasan yang Jelas

Membuat batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting. Ketika jam kerja selesai, pastikan untuk mematikan perangkat komunikasi terkait pekerjaan agar bisa lebih fokus pada kehidupan di luar pekerjaan. Hal ini juga berlaku saat bekerja dari rumah, di mana batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi bisa semakin kabur. Tetapkan waktu dan tempat khusus untuk bekerja agar dapat memisahkan antara kehidupan profesional dan personal.

  1. Manfaatkan Teknologi dengan Bijak

Teknologi dapat mengganggu atau mendukung work-life balance, tergantung dari pemakaiannya. Di satu sisi, teknologi memudahkan komunikasi dan mempercepat proses kerja. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, teknologi bisa membuat seseorang merasa harus selalu terhubung dengan pekerjaan. Manfaatkan teknologi dengan bijak dan batasi penggunaan terkait pekerjaan ketika di luar jam kerja.

  1. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental

Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental. Luangkan waktu untuk berolahraga secara rutin, menjaga pola makan sehat, dan tidur yang cukup. Selain itu, penting untuk mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti pilates, yoga, atau sekadar berjalan-jalan di luar ruangan. Fisik yang prima mendukung produktivitas kerja, sementara mental yang sehat membantu seseorang untuk tetap tenang di tengah tantangan pekerjaan.

  1. Komunikasi Terbuka dengan Atasan

Jika beban kerja terasa terlalu berat, jangan ragu untuk berdiskusi dengan atasan mengenai kemungkinan penyesuaian. Dalam banyak kasus, atasan mungkin tidak menyadari bahwa pekerjaan telah mulai mengganggu keseimbangan hidup bawahannya. Dengan komunikasi terbuka, solusi seperti delegasi tugas, fleksibilitas jam kerja, atau remote work dapat dipertimbangkan.

Jadi, work-life balance adalah faktor penting dalam menjaga produktivitas dan kesejahteraan individu. Dengan memantau indikator-indikator work-life balance di atas, kita dapat mengetahui apakah keseimbangan antara kerja dan hidup itu telah tercapai. Bila ternyata belum, sekarang saatnya untuk mulai membuat perubahan yang diperlukan. Bangunlah keseimbangan itu dari sekarang, karena akan memberikan dampak positif bagi kehidupan Anda pada jangka panjang.  


Bila Anda adalah tim HR perusahaan, berurusan dengan tugas-tugas pengelolaan SDM yang kompleks tentu sangat menguras waktu dan energi. Hal ini dapat mengganggu work-life balance dalam kehidupan Anda. Namun kini dengan aplikasi Gaji, berbagai proses, mulai dari penggajian, perijinan cuti, penghitungan lembur, hingga pemotongan iuran BPJS dapat diotomatisasi. Dengan demikian seluruh operasional tim HR menjadi jauh lebih mudah dan cepat. Ingin tahu lebih lanjut tentang aplikasi Gaji? Hubungi kami atau jadwalkan demo untuk informasi lebih lanjut.

Share this Article:

Scroll to Top