Dalam beberapa tahun terakhir, tagar #KaburAjaDulu semakin populer di media sosial. Dalam konteks dunia kerja, ini mencerminkan fenomena meningkatnya jumlah tenaga kerja Indonesia yang memilih untuk mencari peluang di luar negeri. Fenomena tersebut bukan sekadar tren, tetapi sebuah refleksi dari degradasi kondisi sosial, ekonomi, dan budaya Indonesia. Bahkan, moral masyarakat pun mungkin berada di titik terbawah, nampak dari tingginya angka korupsi di Indonesia saat ini. Hal inilah yang kemudian mendorong banyak orang untuk meninggalkan tanah air demi kesempatan yang lebih baik. Lantas, apa saja alasan utama yang membuat banyak orang lebih memilih untuk bekerja di luar negeri? Mari telusuri artikel ini dan temukan bahasan lengkap tentang fenomena #KaburAjaDulu dan alasan hijrahnya para pekerja Indonesia ke luar negeri.
Alasan Tenaga Kerja Indonesia #KaburAjaDulu
Ada beberapa alasan utama yang menjadi motivasi banyaknya pekerja Indonesia yang merantau ke negara-negara lain. Tentu semuanya berporos pada keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, bagi individu itu sendiri maupun keluarganya. Disarikan dari berbagai sumber, berikut ini beberapa faktor utama yang menyebabkan para profesional Indonesia pindah bekerja di luar negeri:
- Upah Lebih Tinggi dan Stabilitas Finansial
Salah satu alasan utama pekerja Indonesia mencari pekerjaan di luar negeri adalah perbedaan upah yang signifikan. Di beberapa negara maju seperti Australia, Jepang, dan AS, gaji rata-rata berbagai profesi beberapa kali lipat lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Selain itu, negara-negara maju menawarkan stabilitas ekonomi yang lebih baik, dengan inflasi dan kebijakan moneter yang lebih stabil.
Baca Juga: Profesi Paling Dicari di Tahun 2025
Selain gaji, jaminan sosial dan tunjangan yang ditawarkan di luar negeri juga kebanyakan lebih menarik. Banyak perusahaan di negara maju memberikan tunjangan kesehatan, pensiun, cuti, dan fasilitas-fasilitas lain yang lebih baik dibandingkan Indonesia.
- Kurangnya Kesempatan dan Mobilitas Karier di Indonesia
Di Indonesia, banyak pekerja merasa bahwa mobilitas karier mereka terbatas. Hal ini terutama dalam industri tertentu yang masih didominasi oleh sistem senioritas atau birokrasi yang rumit. Di beberapa perusahaan multinasional atau startup global di luar negeri, struktur organisasi cenderung lebih meritokratis. Ini berarti promosi lebih didasarkan pada prestasi dan kemampuan daripada faktor lain seperti usia atau koneksi. Hal tersebut membuat pekerja berbakat lebih cepat mendapatkan promosi, serta memperoleh pengalaman kerja yang lebih luas.
Selain itu, perkembangan beberapa industri masih terbatas di Indonesia, terutama di bidang teknologi tinggi, sains, dan riset. Para profesional sektor ini merasa lebih mendapatkan peluang dan akses ke proyek-proyek yang lebih menarik jika bekerja di luar negeri.
- Kualitas Hidup dan Work-Life Balance
Banyak pekerja yang memilih ke luar negeri bukan hanya karena faktor finansial, tetapi juga karena kualitas hidup yang lebih baik. Negara-negara seperti Kanada, Australia, dan negara-negara Skandinavia terkenal dengan sistem kerja yang lebih fleksibel dan keseimbangan kehidupan kerja yang baik.
Beberapa faktor yang sering menjadi pertimbangan antara lain:
- Jam kerja yang lebih manusiawi: Banyak negara maju memiliki regulasi ketat terkait jam kerja, lembur, dan hak cuti.
- Fasilitas publik yang lebih baik: Transportasi umum yang efisien, layanan kesehatan yang terjangkau, dan lingkungan yang lebih bersih menjadi daya tarik tersendiri.
- Keamanan yang lebih baik: Tingkat kriminalitas yang lebih rendah di beberapa negara maju memberikan rasa aman bagi pekerja migran dan keluarganya.
Baca Juga: Hybrid vs Remote Working, Mana yang Lebih Relevan?
- Faktor Pendidikan dan Pengembangan Diri
Banyak pekerja yang juga menjadikan pendidikan dan pengembangan keterampilan sebagai alasan untuk bekerja di luar negeri. Beberapa negara maju menawarkan kesempatan pendidikan lanjut yang lebih baik dalam bentuk program pelatihan, beasiswa, atau akses ke universitas berkelas.
Di samping itu, lingkungan kerja yang lebih kompetitif dan inovatif seringkali memberikan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di dalam negeri. Bekerja di Silicon Valley, misalnya, dapat memberikan wawasan dan jaringan global yang sulit diperoleh jika hanya bekerja di Indonesia.
- Ketidakpuasan terhadap Kondisi Sosial dan Politik di Indonesia
Meskipun faktor ekonomi menjadi alasan utama, ada juga aspek sosial dan politik yang mempengaruhi keputusan untuk pindah ke luar negeri. Beberapa pekerja merasa bahwa kondisi di Indonesia masih belum ideal, terutama terkait dengan:
- Birokrasi dan korupsi yang masih menjadi hambatan dalam berbagai sektor.
- Ketidakstabilan politik yang dapat memengaruhi kebijakan ekonomi dan investasi.
- Masalah lingkungan, seperti polusi udara di kota-kota besar di Indonesia yang berdampak pada kesehatan dan kenyamanan hidup.
Baca Juga: Cara Cari Lowongan Hybrid Work Untuk Orang Indonesia
Banyak pekerja merasa bahwa di luar negeri mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih terstruktur, dengan kebijakan dan regulasi yang jelas. Sedangkan kondisi sosial politik yang tidak kondusif menjadikan Indonesia tempat yang tidak ideal untuk membangun karier, terutama bagi profesional muda.
Apakah Tenaga Kerja yang #KaburAjaDulu akan Kembali ke Indonesia?
Inilah pertanyaan yang paling sering muncul di benak kita. Apakah mereka akan kembali ke Indonesia? Memang, beberapa tenaga kerja yang sukses di luar negeri akhirnya memilih kembali untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. Mereka mungkin membuka usaha sendiri, menjadi mentor bagi generasi muda, atau berperan dalam pengembangan industri di tanah air. Namun, tak sedikit pula yang menetap di luar negeri karena sudah merasa nyaman dengan gaya hidup dan peluang yang ada.
Pemerintah Indonesia sendiri telah berusaha untuk menarik kembali para tenaga kerja berbakat dengan berbagai kebijakan. Hal ini termasuk program visa diaspora dan pemberian insentif bagi para profesional yang ingin kembali. Namun, keberhasilan program-program ini masih terbatas, terutama jika kondisi di Indonesia belum cukup menjanjikan dibandingkan dengan luar negeri.
Jadi fenomena #KaburAjaDulu bukan hanya sekadar tren, tetapi sebuah realitas yang memprihatinkan. Ini mencerminkan keinginan tenaga kerja Indonesia untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri, karena kondisi negara yang tak mendukung bagi perkembangan karir mereka.
Jika pemerintah Indonesia ingin menarik kembali talenta-talenta unggulnya, maka diperlukan perubahan signifikan dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya di negara ini. Hal ini termasuk perubahan kebijakan ketenagakerjaan dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Kalau tidak, Indonesia akan semakin kehilangan sumber daya manusia terbaiknya yang memilih untuk #KaburAjaDulu.
Salah satu cara untuk membuat tenaga kerja nyaman bekerja di perusahaan dalam negeri adalah dengan mendayagunakan teknologi. Dalam konteks HR misalnya, pemanfaatan teknologi HRIS seperti aplikasi Gaji.id dapat meringkas dan menyederhanakan berbagai urusan administrasi karyawan. Gaji.id mampu mengotomatisasi hampir seluruh proses administrasi departemen HR, termasuk penggajian, penghitungan dan pemotongan iuran-iuran pendapatan, serta banyak lagi. Melalui aplikasi Gaji.id, karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dan memperoleh hak-haknya sebagai pegawai dengan mudah dan lancar. Ini dengan sendirinya meringankan beban kerja departemen HR secara signifikan. Sehingga tim HR pun dapat memfokuskan diri pada tugas dan pekerjaan yang lebih bersifat strategis. Ingin tahu lebih lanjut tentang aplikasi Gaji.id? Hubungi kami atau jadwalkan demo untuk informasi selengkapnya.