Placeholder canvas

Mengapa Karyawan Resign Setelah Lebaran?

Setiap tahun suasana Lebaran memberikan momen refleksi yang mendalam bagi banyak individu, terutama dalam konteks karir mereka. Dalam perenungan tersebut seringkali tercetus sebuah keputusan untuk memulai lembaran baru setelah momen Hari Raya, salah satunya dengan mencari pekerjaan baru. Akibatnya banyak orang memutuskan untuk resign setelah Lebaran. Demi perubahan suasana atau peluang karir yang lebih baik, berbagai individu lalu mempertimbangkan langkah-langkah baru dalam kehidupan profesional mereka. Artikel ini akan mengupas lebih dalam alasan-alasan di balik keputusan karyawan untuk resign setelah Lebaran dan bagaimana perusahaan seharusnya mengantisipasi fenomena ini. 

Mengapa Resign Setelah Lebaran?

Pada dasarnya, keputusan untuk berhenti kerja setelah Lebaran seringkali merupakan hasil dari evaluasi individu terhadap kepuasan kerja, aspirasi karir, dan kebutuhan pribadi. Beberapa faktor yang seringkali menjadi alasan di balik keputusan ini, antara lain:

  1. Evaluasi Karir: Setelah momen refleksi selama liburan, banyak individu merasa perlu untuk meninjau kemajuan karir mereka dan apakah mereka masih merasa terpenuhi di tempat kerja saat ini.
  2. Ketidakpuasan Kerja: Pada beberapa kasus, individu mungkin menemukan bahwa mereka tidak lagi merasa terlibat atau puas dengan pekerjaan mereka, mendorong mereka untuk mencari kesempatan baru setelah Lebaran.
  3. Aspirasi Pribadi: Perayaan Lebaran sering kali memunculkan pertanyaan tentang kehidupan pribadi dan keseimbangan kerja. Beberapa orang mungkin memilih resign untuk fokus pada keluarga, kesehatan, atau minat pribadi lainnya.
  4. Peluang Baru: Liburan memberikan waktu luang yang berharga untuk merenungkan peluang baru dan mencari tantangan yang lebih besar atau lingkungan kerja yang lebih sesuai. Sejalan dengan kecenderungan karyawan untuk resign pasca Hari Raya, maka pada saat yang sama banyak perusahaan membuka lowongan kerja guna mengisi posisi-posisi yang ditinggalkan oleh karyawannya. Di sinilah kesempatan bagi pekerja untuk memilih dan mencoba karir yang baru.
  5. Menunggu THR: Berhenti kerja setelah Lebaran tentunya mendatangkan tantangan tersendiri, salah satunya ketidakpastian finansial yang harus dihadapi jika seseorang tak langsung memperoleh pekerjaan baru. Oleh sebab itu banyak individu memilih untuk menunda resign sampai turunnya Tunjangan Hari Raya (THR). Karena THR dapat menjadi jaminan dana untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selagi mereka mencari pekerjaan baru. Ini memang strategi umum yang telah banyak dilakukan di Indonesia.

Bagaimana Perusahaan Menghadapi Kecenderungan Resign Setelah Lebaran?

Perusahaan perlu memperhatikan dengan serius kecenderungan karyawan untuk resign setelah Lebaran karena dapat berdampak pada produktivitas, keberlanjutan bisnis, dan citra perusahaan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan untuk menyikapi situasi ini:

  1. Mengadakan Exit Interview

Melakukan wawancara keluar (exit interview) dengan karyawan yang akan resign dapat memberikan wawasan berharga tentang alasan di balik keputusan mereka. Hal ini dapat membantu perusahaan memahami isu-isu yang mungkin ada di tempat kerja dan meningkatkan retensi karyawan di masa depan.

  1. Evaluasi Budaya Perusahaan

Mengevaluasi budaya perusahaan dan lingkungan kerja secara keseluruhan untuk memastikan bahwa mereka mendukung kebutuhan dan harapan karyawan. Jika ada ketidakcocokan antara nilai-nilai perusahaan dan harapan karyawan, perusahaan perlu mempertimbangkan perubahan yang diperlukan.

  1. Menciptakan Work Life Balance

Menyediakan fleksibilitas dalam jadwal kerja, opsi kerja dari rumah, atau program kesejahteraan karyawan dapat membantu mempertahankan karyawan yang mungkin merasa terbebani dengan tuntutan kerja dan kebutuhan pribadi.

  1. Pengembangan Karir dan Peluang Pertumbuhan

Menawarkan program pengembangan karir, peluang pertumbuhan, dan insentif bagi karyawan yang ingin meningkatkan keterampilan mereka atau memajukan karir mereka di dalam perusahaan dapat meningkatkan keterikatan dan loyalitas karyawan.

  1. Membangun Komunikasi Terbuka

Membangun komunikasi terbuka antara manajemen dan karyawan dapat membantu mengidentifikasi masalah dan memecahkan konflik sebelum menjadi alasan untuk resign. Mendengarkan masukan karyawan secara aktif dan memberikan umpan balik yang jelas dapat membantu memperkuat hubungan antara perusahaan dan karyawan.

  1. Meningkatkan Kompensasi dan Tunjangan

Melakukan evaluasi kompensasi dan tunjangan untuk memastikan bahwa karyawan merasa dihargai dan diberikan imbalan yang sesuai dengan kontribusi mereka. Jika diperlukan, perusahaan perlu mempertimbangkan peningkatan gaji, tunjangan, atau insentif lainnya untuk menjaga karyawan tetap termotivasi dan terikat.

  1. Retensi Karyawan

Mengembangkan program retensi karyawan yang efektif, seperti bonus berbasis kinerja, program pengakuan, atau kesempatan untuk terlibat dalam proyek-proyek menarik, dapat membantu menahan karyawan yang berniat untuk resign.

Menyikapi kecenderungan karyawan yang mengundurkan diri setelah Lebaran membutuhkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dari perusahaan. Dengan memahami alasan di balik keputusan karyawan dan melakukan langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi kerja dan meningkatkan keterikatan karyawan, perusahaan dapat meminimalkan tingkat pengunduran diri dan membangun lingkungan kerja yang positif dan produktif.

Apakah kecenderungan resign setelah Lebaran terjadi dalam perusahaan Anda? Bagaimana langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi tersebut? Aplikasi HRIS dari Gaji.id dapat menjadi salah satu solusinya. Hubungi kami atau jadwalkan demo untuk informasi lebih lanjut. 

Share this Article:

Scroll to Top