Placeholder canvas

HR di Era Digital: Tantangan yang Harus Dihadapi

Ketika perusahaan masa kini semakin banyak memeluk teknologi digital, departemen HR harus ikut beradaptasi. HR era digital harus merangkul semua departemen serta menangani tantangan yang mungkin muncul terkait komunikasi, interaksi, dan pelaksanaan tugas-tugas di dalam lingkungan kerja. Transformasi adalah hal yang tidak bisa dihindari, begitu juga dengan tantangannya.

Sumber-sumber informasi SDM seperti ManajemenSDM.net telah menyesuaikan diri dengan tren HRD di era digital. Jika Anda tertarik dengan tren pengelolaan SDM atau berpikir untuk membuka bisnis, pastikan memahami tantangan yang harus dihadapi pelaku bidang ini pada era teknologi, misalnya:

  • Peningkatan literasi digital

Staf dan manajer atau pimpinan departemen HRD harus memiliki literasi digital untuk menghadapi tren pengelolaan karyawan di masa kini, terutama dengan semakin banyaknya kaum milenial dalam berbagai posisi perusahaan, serta generasi Z yang akan segera memasuki lapangan kerja. Hal ini mencakup penggunaan software pengelolaan data karyawan yang efisien.

  • Sistem rekrutmen karyawan berkemampuan khusus

Tren digital yang semakin berkembang memaksa perusahaan untuk merekrut karyawan dengan kemampuan khusus, terutama dalam bidang teknologi dan manajemen bisnis. Departemen HRD harus meningkatkan sistem rekrutmen atau bahkan merombaknya agar dapat menjaring karyawan berkemampuan khusus, terutama karena karyawan semacam ini sulit dicari.

  • Peningkatan soft skill

Kultur bisnis digital saat ini menuntut soft skill seperti kreativitas, kemampuan bernegosiasi dan berinteraksi, adaptasi, fleksibilitas, serta naluri bisnis yang kuat. Departemen HRD harus bekerja sama dengan pimpinan dan pemegang posisi terkait untuk menciptakan lingkungan serta sistem pelatihan berbasis teknologi yang menuntut perkembangan soft skill, terutama untuk karyawan tingkat dasar.

  • Pengamatan dan penilaian kinerja karyawan

Proses manajemen karyawan yang berubah drastis akibat teknologi menuntut standar baru dalam sistem pengamatan serta penilaian kinerja. Departemen HR kini tidak bisa lagi bergantung pada sistem evaluasi yang kaku.

  • Fokus pada pengalaman konsumen

Konsumen era digital memiliki tuntutan yang semakin besar dan bervariasi, sehingga perusahaan harus menggunakan segala sumber daya untuk memenuhinya. Departemen HR harus mampu mengikuti dinamika perusahaan serta berfokus pada upaya seluruh anggota organisasi untuk menciptakan sistem pelayanan pelanggan yang berkualitas.

  • Integrasi dengan departemen lainnya

Departemen HR sering menjadi “anak bawang” dalam perusahaan dibandingkan departemen lain seperti penjualan dan pemasaran. Program dan kegiatannya juga sering diabaikan atau tidak dijadikan prioritas. Era digital menuntut perusahaan untuk mengikutsertakan departemen HR dalam sistem organisasi yang kuat, sehingga bisa mengikuti kinerja departemen lain dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.

  • Menciptakan sistem data yang lebih efisien

Banyak perusahaan, terutama yang sudah beroperasi cukup lama, masih menggunakan sistem “data warisan” yang sudah sangat menumpuk, sehingga menyulitkan untuk melakukan modifikasi. Data yang menumpuk juga biasanya bersifat personal tetapi berantakan, boros kertas, atau bahkan tidak diarsipkan dengan rapi. Tantangan era digital adalah menciptakan sistem data yang lebih efisien, mudah diakses, tetapi tetap aman.

Sistem pendataan yang rapi dan efisien penting untuk analisis data, yang merupakan salah satu jantung kegiatan HR. Dengan software seperti Gaji.id, misalnya, data karyawan seperti pendidikan, riwayat training, gaji atau PPh21, serta catatan promosi serta pencatatan cuti bisa diakses dengan cepat saat dibutuhkan.

Departemen HR masa kini juga bisa memanfaatkan popularitas perangkat mobile dan media sosial di kalangan karyawan, terutama generasi milenial. Walau tantangan adaptasi ke HR era digital cukup besar, hasilnya akan terasa untuk jangka panjang.

Share this Article:

Scroll to Top